RASIONALMEDIA.ID -- Dalam laporan Global Economic Prospects yang dirilis Bank Dunia, menyebut Utang yang besar bagi negara yang pasarnya tengah berkembang (emerging market and developing economies/EMDEs) beresiko memicu krisis ekonomi akibat dorongan eksternal. Hal tersebut disebabkan "Roll Over" utang beresiko dan menjadi sulit selama berada pada tekanan finansial.
Dalam laporannya disebutkan total utang negara-negara yang termasuk EMDEs sekitar US$ 55 triliun. Nilai tersebut hampir 170% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2018. China menjadi Investor yang turut menyumbang besarnya utang kelompok EMDEs. Selain itu, adanya kecenderungan negara berkembang meningkatkan jumlah utang mereka.
Bank Dunia juga mendorong pemerintah yang tergolong EMDEs untuk dapat mengelola utang secara efisien. "Apalagi kelompok negara ini dihadapkan pada prospek pertumbuhan yang lebih lemah dalam ekonomi global yang rapuh" kata Direktur Bank Dunia Bagian Prospek Ekonomi Ayhan Kose seperti dilansir katadata.com
Selain rasio utang yang besar, Bank Dunia juga memperingatkan soal pengelolaan fiskal dan resiko defisit transaksi berjalan. Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi krisis juga adanya pergeseran komposisi utang eksternal jangka pendek menjadi jangka panjang dapat memperbesar dampak guncangan eksternal. Selain itu, perubahan ekonomi global yang cepat seperti kenaikan suku bunga secara tajam atau premi risiko yang melonjak juga harus diperhatikan.
Sumber artikel terkait: katadata.com
Ada 0 komentar untuk artikel ini