RASIONALMEDIA.ID -- Soeseno, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengatakan serapan hasil tembakau petani local bergantung pada produksi rokok. Soeseno menilai adanya peluang positif industri rokok elektrik untuk menyerap panen tembakau dalam negeri. Hal ini disebabkan rokok elektrik menggunakan ekstrak nikotin yang berasal dari tembakau. "Kalau industri rokok elektrik (agrokimia) dikembangkan di Indonesia, dapat berpotensi menyerap tanaman tembakau lokal, " kata Soeseno seperti dikutip Antara.
Selain untuk industri dalam negeri, Soeseno juga melihat ada potensi untuk membuka kran eksport mengingat nikotin cair yang termasuk dalam kategori Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL).
Menurut Soeseno, petani tembakau di Indonesia terbuka dengan kemitraan intensif dalam pemanfaatan tembakau untuk rokok elektrik. Namun, mereka (petani) perlu diberikan bimbingan teknis untuk meningkatkan kualitas tembakau, kemitraan dengan produsen rokok elektrik akan saling menguntungkan.
Soeseno Berharap, Pemerintah memberikan dukungan dan serius terhadap pertanian tembakau agar hasil panen memiliki kualitas yang baik dan menyusun regulasi yang tepat.
Eko Prio HC, Ketua Bidang Produksi Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) juga sepakat dengan Soeseno. Nikotin cair hasil ektraksi tidak hanya untuk pasar lokal saja, tapi juga berpotensi untuk di ekspor. "Potensi ekspor cairan nikotin terbuka lebar. Jika terus dikembangkan dan didukung pemerintah, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu pemasuk cairan nikotin dunia. Apalagi, berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia merupakan produsen tembakau terbesar nomor enam di dunia, " kata Eko.
Pangsa pasar nikotin cair menurut Eko masih didominasi oleh China dan India. Menurut Eko, penggunaan nikotin cair hasil ekstraksi tembakau lokal juga terbukti membantu menopang penyerapan tembakau petani di kedua negara tersebut.
Oleh karena itu, Eko mengaku pihaknya terus mencari cara untuk menggunakan cairan nikotin hasil ekstraksi tembakau lokal mulai tahun ini dan berharap dapat mengurangi ketergantungan impor dengan China dan India.
Sumber artikel terkait: antaranews.com
Ada 0 komentar untuk artikel ini