RASIONALMEDIA.ID -- Menghangatnya Timur Tengah akibat Serangan Udara Amerika Serikat yang menewaskan Jenderal Iran mengakibatkan sentimen negatif ekonomi dunia. Terkiat Hal tersebut, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyarankan pemerintah harus fokus menjaga daya beli guna menopang perekonomian nasional di tengah konflik timur tengah akibat perseteruan Amerika Serikat dan Iran. " Dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi nasional maka bauran kebijakan diharapkan dikaji kembali. Pemerintah harus fokus tetap menjaga daya beli masyarakat tetap baik karena ketidakpastian global bertambah setelah perang dagang AS-China, " ujar peneliti Indef Rusli Abdullah seperti dilansir Antara.
Rusli mempredisksi akan sulit memenuhi target pemerintah sebesar 5,3 % ditengah sentimen global yang kurang mendukung seperti Konflik AS-Iran dan perang dagang AS-China dan bisa hanya mencapai 4.8%. Menurut Rusli, Langkah yang harus ditempuh pemerintah adalah pemerintah harus dapat lebih mempermudah investasi yang masuk ke dalam negeri selain menjaga daya beli masyarakat.
Selain saran untuk pemerintah, Rusli juga mengingatkan pelaku pasar modal untuk lebih berhati-hati dalam menentukan pilihannya. Saran Rusli, investor memilih saham-saham perusahaan di sektor konsumer, seperti makanan dan minuman. Lanjut Rusli, Investasi logam mulia atau emas dinilai paling baik saat ini untuk menjaga nilai aset serta invetasi surat berharga negara (SBN) juga masih cukup menjanjikan, baik dari sisi keamanan maupun dalam memberikan imbal hasil.
Sumber artikel terkait : antaranews.com
Ada 0 komentar untuk artikel ini